3rd SIMULASI UNBK 2018 & BENCANA DI SEKITAR
Memasuki hari
ketiga kegiatan Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 2
Bandar Kabupaten Bener Meriah pada Kamis, 20 Desember 2018, kekhawatiran
tentang kendala jaringan internet terbukti benar. Tadi malam aku mengamati
jaringan internet di seputaran wilayah kami tidak stabil dari kecenderungan
lelet sampai no Signal.
Ujian Simulasi
UNBK tidak dapat dilaksanakan dari pagi menjelang siang hari ini. Ruang
Laboratorium Komputer yang di dua hari terakhir kemarin penuh sesak dengan
keberadaan siswa-siswi SMAN 2 Bandar melaksanakan Simulasi UNBK yang terbagi
dalam tiga sesi sampai pukul 11.00 pagi ini. 35Komputer dan laptop Klient yang
berbaris diatas meja yang biasanya melayani peserta simulasi terlihat menyala
tetapi tanpa aktivitas. Tak banyak yang dapat dilakukan proktor dan teknisi
kami hanya menunggu jaringan pulih kembali dan sesekali melakukan
pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Sambil
menunggu jaringan Internet stabil, Kuamati siswa-siswi peserta simulasi
masing-masing sibuk dengan diri dan kelompoknya. Ada yang main Band, ada yang
mondar-mandir dan sebagian besar duduk-duduk bercerita sesamanya.
Kejadian ini
diluar batas kemampuan manusia. Manusia berkehendak tetapi Allah SWT menentukan.
Intensitas curah hujan yang sangat tinggi di daerah kami dalam dua minggu
terakhir banyak menimbulkan musibah bencana alam yang terjadi, khusunya di Kabupaten
Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah seperti banjir, tanah longsor, jalan dan
jembatan putus dan lainnya mungkin menggangu atau memutuskan serat-serat optik
jaringan PT. Tekom yang tertanam didalam tanah.
Tadi pagi,
pada pukul 07.42 WIB telah terjadi gempa bumi yang pusatnya berada di darat dengan kedalaman
3 km 12 km barat Takengon Kabupaten Aceh Tengah dan getarannya terasa di daerah
kami. Mungkin dengan terjadinya longsor akan menyebabkankan gempa yang serta
merta untuk menstabilkan bumi. Walau sebentar dan skala rendah tapi gempa bumi
yang terjadi sangat merisaukan kami.
Allah SWT
mengingatkan kita semua tentang banyaknya kerusakan bumi ini disebabkan oleh
perilaku kita yang tidak merasa puas dalam hidupnya. Kerusakan hutan yang
signifikan, polusi udara, tanah dan air yang meningkat setiap tahunnya yang disebabkan
aktivitas –aktivitas manusia yang bahkan cenderung membabi buta untuk memenuhi
gaya dan hasrat hidupnya.
Hidup di zaman
milenial dengan revolusi industri 4,0 yang
sangat mengagungkan teknologi informasi (IT) saat ini tentunya hal yang normal.
Dan tentunya sesuai dengan keinginan untuk memenuhi rasa puas didalam hidupnya.
Memenuhi gaya dan hasrat hidupnya yang harus sesuai dengan indikator-indikator
milenial.
Penggunaan
Android yang cenderung fanatik, Laptop atau komputer yang harus dimiliki, dan selalu
bertekuk lutut pada jaringan internet merupakan respon wajar hidup di zaman IT
ini. Yang dikhawatirkan adalah ketika cenderung memuji dan mengidolakan sesuatu
tetapi sesuatu itu tidak bekerja dengan semestinya bahkan cenderung hancur. HP
andoid dengan berbagai macam merk, fungsi dan keindahan, dan kecanggihannya
menyerbu konsumen milenial yang dahaga dan mengagungkan IT sebagai bentuk
aktifitas kekiniannya. Peradaban manusia dibelahan dunia menjadi simpul yang
sangat pendek dengan mudahnya diketahui dan dinikmati melalui google, you tube
dan media sosial.
Kita pasti
ingat peristiwa tentang Kapal mewah Titanic yang tenggelam di laut karena menyenggol
es. Melihat kemegahan Kapal Titanic saat itu orang – orang memujinya dan selalu
membicarakan keindahan dan kebesarannya. Bahkan sang pembuat kapal dengan
sombong mengatakan bahwa kapal mewah ini tak mungkin tenggelam. Tapi Allah SWT langsung
menenggelamkan Titanic pada saat pertama sekali berlayar sekaligus Allah SWT menenggelamkan
orang-orang sombong itu.
Marilah kita
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan menghindari sifat sombong dan tidak terlalu mengagungkan hal-hal tertentu selain
dari Allah SWT, Sang Pencipta. Karena Allah SWT akan menenggelamkan seseorang
atau kaum yang sombong yang berjalan dimuka bumi Nya selalu dengan kepala tegak
dan dada membusung.
Keramat Jaya, 20
Desember 2018
Almin Sutoyo
Komentar
Posting Komentar